BAB I
I. KATA
PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat illahirabi
karena atas rahmat dan hidayahnyalah kami diberikan kemudahan dan kelancaran
dalam penyusunan makalah ini. Sehingga makalah ini bias selesai tepat waktu
sebagai mana mestinya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas presentasi
dalam matakulia Psikologi Keperawatan.
Kami selaku penyusun menyadari bahwasanya hasil dari
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan.
Dan seperti kata pepatah “taka da gading yang tak retak” sehingga kami yakin
apa yang kami susun ini pun masih banyak menyimpan kekurangan atau kekeliruan.
Kami selaku penyusun berharap semoga makalah yang kami susun ini bias berguna
bagi pembaca khususnya kami selaku penyusun. Amin.
I. PENDAHULUAN
Ketika proses perawatan, pasien bukan hanya
membutuhkan pengobatan untuk luka-luka yang dideritanya, melainkan pasien bias
juga memiliki masalah kesehatan yang disertai dengan kecemasan dan kondisi jiwa
yang buruk sehingga memungkinkan pasien dalam keadaan yang sangat buruk baik
secara kesehatan jasmaninya maupun jiwanya. Maka dari itulah seorang perawat
harus bias mengatasi masalah itu demi kenyamanan dan kepuasan seorang pasien.
Maka dari itu, dalam dunia keperawatan ilmu psikologi
sangat dibutuhkan demi menunjang kemampuan seorang perawat dalm menangani
pasien. Selain dari sisi penangannan, perawatan dan pertolongan, seorang
perawat dituntut untuk bias memberikan pertolongan dalam bidang kejiwaan dan
mental seorang pasien guna memberikan kenyamanan lebih bagi pasien. Makadari
itu ilmu psikologi sangat berperan penting dalam memegang peranan dalam hal
tersebut.
Dalam dunia keperawatan, seorang perawat memiliki
peran penting dalam penanganan pasien karena dialah yang melakukan pelayanan
dan perawatan. Oleh sebab itu seorang perawat harus dapat bsrinteraksi langsung
dengan pasiennya. Menangani pasien tentunya berbeda hal dengan berinteraksi
dengan masiarakat di lingkungan masiarakat, yang dimana pasien adalah seseorang
yang perlu diperhatikan kejiwaannya Makadari itu seorang perawatlah yang
memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap penanganan dan pelayanan pasien.
Oleh sebab itu psikologi sangat berperan sekali dalam
dunia keperawatan demi mengetahui kondisi kejiwaan dan mental pasien sehingga
perawat mampu untuk mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi pasien yang
disertai dengan kondisi kejiwaan yang buruk.
I. Rumusan
masalah:
1. Apa pengertian perilaku dan keterkaitan
dengan ilmu psikologi
2. Apa pengertian karakteristik dan
keterkaitan dengan ilmu psikologi
3. Apa pengertian mental dan keterkaitan
dengan ilmu psikologi
4. Apa pengertian jiwa dan keterkaitannya
dengan psikologi
5. Maksud dari body mind dalam psikologi
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1. Pengertian Dari Psikologi Itu Sendiri
Psikologi
(psychology) secara formal didefinisikan sebagai kajian ilmiah mengenai
perilaku dan proses-proses mental. Bertolak dari
pengertian bahwa psikologi sebagai ilmu yang menelaah perilaku manusia, para
ahli psikologi umumnya berpandangan bahwa kondisi ragawi, kualitas kejiwaan dan
situasi lingkungan merupakan penentu-penentu utama perilaku dan corak
kepribadian manusia. Berangkat dari sinilah maka psikologi merupakan alat untuk
mengetahui jiwa manusia yang sesungguhnya.
Adapun perilaku yang
dikaji adalah perilaku koognitif, yaitu perilaku dimana indifidu mengenal
lingkungannya dengan cara mengkaji dan mempelajarinya. Perilaku efektif yaitu
perilaku dimana seseorang menilai sesuatu dengan perasaan dan emosi. Perilaku
perilaku motoric adalah perilaku gerakan yang dimana menjadi sikap perespon
dari sikap koognitif dan efektif.
II. 2. PRILAKU
Perilaku
Dalam Teori Psikologi
Perilaku dalam teori psikologi sangat berkaitan dengan
kejiwaan manusia baik dalam masalah kebutuhan maupun konsep diri, perilaku
manusia akan mengikuti kebutuhannya, dari kehendak maupun angan-angan. Itu
semua dipengaruhi oleh penyesuayan diri manusia terhadap lingkungannya. Setiap
individu manusia akan mengubah sikap dan perilakunya untuk bias menyesuaikan diri dan menjalin hubungan yang lebih baik
dengan lingkungannya.
Dan dari tujuan terpenting dari penyesuayan diri itu
adalah agar lingkungan tempat dimana dia tinggal dapat membantunya untuk
memenuhi kebutuhannya yang beranekaragam, dan akhir dari harapannya adalah
hubungan timbal balik yang baik. Dan apabila individu tidak dapat memenuhi apa
yang menjadi kebutuhannya, maka dia akan dihadapkan dengan masalah dimana dia
akan merasakan beban dalam bersosialisasi sepertihalnya kesenjangan social dan
ketidak serasian dalam bermasyarakat.
perilaku
(behafior) adalah segala sesuatu yang kita lakukan yang dapat diamati, di
hitung dan diukur. Contohnya orang yang tertawa, anak kecil menangis, orang
berjalan dan sebagainya. Menurut kata perilaku dalam teori psikologi
menjelaskan bahwa manusia terbentuk dari dalam jiwanya sendiri, masiarakat
maupun lingkungan tidak dapat mempengaruhi dari terbentuknya individu tersebut.
Akan tetapi factor lingkungan hanya akan menjadi factor pendorong saja pada
indifidu untuk merubah perilakunya. Sedangkan pilihan hanya ada pada jiwa
individu itu sendiri untuk mendorong jiwanya mampertahankan perilakunya.
Karakteristik
dari perilaku itu sendiri memang pleksibel, yang artinya dapat berubah-ubah
sesuai dengan factor pendorongnya. Sepertihalnya factor pendorong berubahnya
perilaku seseorang diantaranya factor kebutuhan dan konsep diri. Kebutuhan
individu akan rasa aman, rasa cinta, saling memiliki, dan kebutuhan fisiologis
akan membuat individu harus menyesuaikan perilakunya dalam melakukan sebuah hal
tertentu untuk meraih hal tersebut. Sedangkan perilaku seorang individu akan
dipengaruhi juga oleh konsep diri, yang dimana apabila individu menganggap
dirinya mampu tuk melakukan hal tertentu, tentunya dia akan lebih percaya diri
dan yakin untuk melakukannya. Sebaliknya apabila individu merasa tidak yakin
akan dirinya sendiri, tentunya dia akan tidak percaya diri dan tidak yakin atas
apayang dia lakukan.
II. 3. KARAKTERISTIK
Fajri
menguraikan, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dari yanglainnya, tabiat, watak yang menjadi ciri
khas seseorang (depdiknas, 2007 : 442).
Pembahasan mengenai karakteristik ini
menempati bab istimewa dalam sebuah pendidikan khususnya pendidikan agama,
mengingat kata akhlak dalam agama menepati posisi yang khusus. Adapun dengan
adanya karakteristik menjadikan setiap individu memiliki karakter yang beragam
yang menyebabkan setiap masing individu memiliki karakter dasar yang berbeda
satu sama lain.
Banyaknya
berbagai macam karakteristik yang menyebabkan setiap masing individu memiliki
sikap dasar yang ber beda dapat di kelompokan menjadi beberapa macam.
Hipocrates dalam Darwis (2009)
menggolongkan manusia dalam 4 jenis karakter:
1. Sanguine : pembicara, orang yang sanguine
sangat gampang dikenal. Dia selalu jadi pusat perhatian, riang, ramah,
bersemangat, suka bergaul atau luwes dan suka berbicara.segala sesuatu yang
dihadapi dianggap sangat penting sehingga selalu dilebih-loebihkan tetapi juga
mudah dilupakan begitusaja. Inilah kejelekan dari tipe individu seperti ini,
disamping tidak disiplin, tidak bias tenang atau gelisah, juga tidak dapat
diandalkan dan cenderung egois.
2. Kolerik : pemimpin, tipe individu yang
kolerik amat suka untuk memerintah. Dia penuh dengan ide-ide, tetapi dia tidak
mau dilibatkan dengan kerja di lapangan sehingga dia lebih suka memerintahkan orang
lain untuk melakukannya. Kemauannya yang keras, optimistic, dipadu dengan
sikapnya yang selalu dihiasi kemegahan menjadikannya seseorang yang berbakat
pemimpin. Tetapi dengan sikap individu seperti ini menjadikannya seorang
individu dengan karakter yang licik, tak acuh dan akan selalu dibenci orang
disekitarnya.
3. Melankolik : pelaksana, segala sesuatu
sangatlah penting bagi individu ini, yang dimana perasaannya menjadi hal yang
paling utama. Justru dengan itu dia melihat sisi seni segala sesuatu, idealis,
cermat, dan amat perfeksionis. Kelemahannya ialah individu seperti ini selalu
berpikir mengenai sesuatu selalu dari sisi negative, ber prisangka buruk, yang
membuatnya khawatir dan selalu sibuk berpikir walau seharusnya tidak perlu.
4. Flegmatik : penonton, individu yang tenang,
lembut, efisien, kurang bergairah, akan tetapi bukanlah orang yang gampang
terpengaruh. Individu disekitarnya akan beranggapan bahwa dia tidak berminat
atas sesuatu karena tindakannya yang lama terhadap tindakan yang dia akan
ambil.individu ini bertindak atas dasar keyakinannya bukan atas dasar dorongan
nalurinya. Suka melindungi diri, tidak tegas, penakut, kikir adalah
kelemahannya.
Dari keempat karakteristik utama diatas, mungkin salah
seaorang dari individu memiliki salah satu dari karakteristik utama tersebut,
akan tetapi dengan dipengaruhi oleh sikap-sikap yang masing-masing individu
harapkan akan terbentuk karakter lain yang di inginkan oleh individu itu.
Seseorang individu akan berusaha untuk melengkapi atau menyempurnakan
karakteristiknya guna memperoleh sikap yang dia harapkan dan bias menjadikannya
seseorang individu yang diterima di lingkungan hidupnya.
II. 4. JIWA
Jiwa adalah sesuatu yang abstrak pada setiap individu
makhluk hidup yang dimana sesuatu kondisi pada hal tersebut dapat merubah
kondisi mental seseorang. Pada mulanya psikologi mengabaikan ilmu tentang
kejiwaan dalam individu manusia. Dikarenakan jiwa merupakan sesuatu yang
abstrak dan sulit diamati sedangkan psikologi hanya mengkaji sesuatu yang
konkret, yaitu tingkah laku pada manusia saja. Padahal mengingat dari nama
psikologi itu sendiri adalah ilmu tentang jiwa. Pemahaman tentang nama ilmu
psikologi yang hanya mempelajari tentang perilaku manusia, orang-orang
beranggapan bahwa lebih baik jika ilmu psikologi mengubah namanya menjadi ilmu
perilaku. Dengan sebab itu, para ilmuan psikologi mulai berpikir bahwa ada
sesuatu yang abstrak pada manusia yang sangat berpengaruh tentang perilaku
manusia yaitu jiwa. Maka dari itu, para psikolog mulai meneliti tentang jiwa
manusia, sejak itulah pengkajian tentang jiwa menjadi salah satu kajian dari
ilmu psikologi.
II. 5. MENTAL
Dalam kamus bahasa Indonesia, mental diartikan sebagai
suatu hal yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat
badan atau tenaga. Dari arti tersebut dapat disimpulkan bahwasanya mental
adalah pembangun dari batin dan watak yang terlepas dari tubuh maupun kekuatan
fisiknya.
Mental dijadikan sebagai salah satu kajian dalam
psikologi karena mental merupakan pembangaun dari watak dan jiwa seseorang. Mental
juga memegang peranan penting terhadap pembentukan dari diri setiap individu,
dimana dengan mental seorang individu akan lebih percaya diri dan lebih
mengetahui juga tentang batas dari kemampuannya dalam melakukan suatu hal. Dimana
individu yang bermental lebih kuat tentunya memiliki pribadi berbeda dari
individu yang memiliki kepribadian dengan mental yang lemah. Dan dengan mental,
akan menjadi pembeda antar setiap individu selain dari perilaku dan jiwa
indiviodu dalam menyikapi setiap masalah yang dia hadapi. Dan idividu yang
mampu menghadapi setiap masalahnya dengan derajat kerumitan lebih berat dengan
posisi sesulit apapun diklasivikasikan kedalam individu dengan mental yang
kuat.
Dengan memahami mental seorang pasiennya seorang
perawat diharapkan mampu untuk mengetahui penanganna yang harus dia lakukan
tehadap individu yang memiliki jiwa dengan mental yang dimilikinya.
II. 6. BODY MIND
Secara
bahasa body mind diartikan sebagai pikiran tubuh, yang dimana sebuah pikiran
tehubung langsung dengan tubuh. Dari pengertian diatas dapat diartikan
bahwasanya pikiran pikiran dari setiap individu akan tekoneksikan kepada
tubuhnya sendiri sehingga kondisi mental seseorang akan menentukan kondisi
tubuh seseorang. Seperti misalkan individu yang sibuk berpikir kondisi fisik
dan kesehatannya cenderung lemah.
Dalam
kasus kesehatan ini banyak ditemukan pada pasien yang memiliki kondisi mental
yang buruk dikarenakan factor kesibukan, rumah tangga, lingkungan, atau masalah
peribadi lainnya yang dapat menimbulkan pemikiran yang berat bagi pasien.
Biasanya dalam kondisi pasien seperti ini bukannlah pengobatan fisik lah yang
dibutuhkan akan tetapi disamping itu pasien juga harus diberikan arahan dan
bimbingan untuk bisa mengendalikan pikirannya kea rah yang lebih sehat dan
teratur.
BAB III
I. 1. KESIMPULAN
Psikologi (psychology) secara formal didefinisikan
sebagai kajian ilmiah mengenai perilaku dan proses-proses mental. Dan dalam
psikologi terdapat berbagai factor yang dikaji diantaranya perilaku,
karakteristik, mental, kejiwaan, dan body mind. Dimana factor-faktor tersebut
adalah sebuah pembangun atau dasar dari kepribadian setiap individu. Berbagai
macam dilakukan oleh seorang individu karena berbagai factor yang mendorong
setiap individu untuk bersikap sesuai apa yang dia kehendaki demi memperoleh
hal yang dibutuhkannya dalam lingkungan hidupnya.
II. 2. PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami susun, semoga
bermanfaat. Tentunya masih banyak kekurangan dalam makalah kami ini, tentunya
krena kami tidak terlepas daripada kodrat kami sebagai manusia yang sangat jauh
daripada kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang sekiranya bersifat
membangun kami nantikan dari semua pihak.
Daftar pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar