BAB
II
PEMBAHASAN
KEANEKARAGAMAN
BUDAYA DAN SPIRITUAL
2.1 Heritage Consistency
1. Kebudayaan dan Pengobatan
Tradisional
Masing-masing
kebudayaan memiliki berbagai pengobatan untuk penyembuhan anggota masyarakatnya
yang sakit. Berbeda dengan ilmu kedokteran yang menganggap bahwa penyebab
penyakit adalah kuman, kemudian diberi obat antibiotika dan obat tersebut dapat
mematikan kuman penyebab penyakit. Pada masyarakat tradisional, tidak semua
penyakit itu disebabkan oleh penyebab biologis. Kadangkala mereka menghubung-hubungkan
dengan sesuatu yang gaib, sihir, roh jahat atau iblis yang mengganggu manusia
dan menyebabkan sakit.
Banyak suku di
Indonesia menganggap bahwa penyakit itu timbul akibat guna-guna. Orang yang
terkena guna-guna akan mendatangi dukun untuk meminta pertolongan.
Masing-masing suku di Indonesia memiliki dukun atau tetua adat sebagai
penyembuh orang yang terkena guna-guna tersebut. Cara yang digunakan juga
berbeda-beda masing-masing suku. Begitu pula suku-suku di dunia, mereka
menggunakan pengobatan tradisional masing-masing untuk menyembuhkan anggota
sukunya yang sakit.
·
Suku Azande di Afrika Tengah mempunyai kepercayaan bahwa
jika anggota sukunya jari kakinya tertusuk sewaktu sedang berjalan melalui jalan biasa dan dia terkena penyakit tuberkulosis
maka dia dianggap terkena serangan sihir. Penyakit itu disebabkan oleh serangan
tukang sihir dan korban tidak akan sembuh sampai serangan itu berhenti.
·
Orang Kwakuit di bagian barat Kanada percaya bahwa
penyakit dapat disebabkan oleh dimasukkannya benda asing ke dalam tubuh dan
yang terkena dapat mencari pertolongan ke dukun. Dukun itu biasa disebut
Shaman. Dengan suatu upacara penyembuhan maka Shaman akan mengeluarkan benda
asing itu dari tubuh pasien.
2. Konsep Sehat dan Sakit
Menurut Budaya Masyarakat
Konsep sehat dan
sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor–faktor
lain diluar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial
budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya
dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain.
Banyak ahli
filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang
ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan
sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit
merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia
beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio
budaya.
Definisi sakit:
seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau
gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.
Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek,
tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di
anggap tidak sakit
Masalah kesehatan
merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai masalah
lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya,
perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan
masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being,
merupakan resultante dari 4 faktor yaitu:
1)
Environment atau lingkungan.
2)
Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua
dihubungkan dengan ecological balance.
3)
Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi,
distribusi penduduk, dan sebagainya.
4)
Health care service berupa program kesehatan yang
bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dari
empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang
paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat
dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas sosial, perbedaan suku bangsa dan
budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis),
bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang
berbeda di kalangan pasien.
Seorang
pengobat tradisional yang juga menerima pandangan kedokteran modern, mempunyai pengetahuan
yang menarik mengenai masalah sakit-sehat. Baginya, arti sakit adalah sebagai
berikut: sakit badaniah berarti ada tanda-tanda penyakit di badannya seperti
panas tinggi, penglihatan lemah, tidak kuat bekerja, sulit makan, tidur
terganggu, dan badan lemah atau sakit, maunya tiduran atau istirahat saja.
Persepsi
masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan
daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang
dalam masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan
ilmu kesehatan sampai saat ini masih ada di masyarakat; dapat turun dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan bahkan dapat berkembang luas.
2.2 Fenomena Budaya
Sesuai dengan
perkembangan budaya masyarakat, terdapat masalah kesehatan lingkungan angka
penyakit, angka kematian, dan kesehatan yang setara budaya tersebut. Semuanya
ini ditentukan oleh interaksi manusia dengan lingkungan, seperti tampak pada
tabel berikut ini.
1)
LINGKUNGAN
Bagi manusia, lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di sekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati,
benda nyata ataupun abstrak, termasuk manusia lainnya,serta suasana yang
terbentuk karena terjadinya interaksi di antaraelemen-elemen di alam tersebut.
Lingkungan itu sangat luas, oleh karenanya seringkali dikelompokkan untuk
mempermudah pemahamannya.
- Klasifikasi Lingkungan
Tergantung kebutuhan,
lingkungan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara sebagai berikut:
1. Lingkungan yang hidup (biotis) dan lingkungan
tidak hidup (abiotis)
2. Lingkungan alamiah, dan lingkungan buatan
(manusia).
3. Lingkungan prenatal dan lingkungan ponstnatal.
4. Lingkungan biofisis dan lingkungan
psikososial.
5. Lingkungan air (hydrosfir),
linkungan udara (atmosfir), lingkungan tanah (litosfir), lingkungan biologis
(biosfir), dan lingkungan sosial (sosiosfir).
6. Kombinasi dari
klasifikasi-klasifikasi tersebut.
2.3
Keyakinan Tradisional Tentang Kesehatan Dan Penyakit
Ketika keyakinan
dan praktik kesehatan dibicarakan karena hal ini berkaitan dengan klutur,
etnisitas, dan agama. Rentang definisi sehat dan sakit, keyakinan, dan pratiknya
adalah infinitive, dan terdapat perbedaan didalam dan diantara kelompok. Namun
demikian, terdapat perbedaan umum yang jelas. Perawat harus mengingat bahwa
penting halnya untuk selalu secara konstan mengkaji dan berkomunikasi dengan
klien untuk mengklarifikasi keyakinan mereka tentang kesehatan dan penyakit.
A.
Keyakinan Tradisional
Keyakinan
rakyat yang didasari oleh kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan
dan penyakit bagi orang yang mempunyai system keyakinan tradisional. Pencegahan
dan pengobatan suatu penyakit tergantung pada pemahaman tentang penyebabnya.
Keyhakinan kesehatan tradisional tentang penyebab dari suatu penyakit dapat
sangat berbeda dengan model epidemiologi orang barat. Itulah sebabya, penting
artinya untuk memahami epidemiologi tradisioanal, atau penyebab penyakit didalam
system keyakinan.
B.
Praktik TradisionaL
Banyak
praktik tradisional digunakan untuk mencegah dan mengatasi penyakit; praktik
ini termasuk penggunaan benda, bahan, dan praktik keagamaan, yang juga dikenal
sebagai folk-medicine(pengobatan rakyat). Tepatnya, pengobatan rakyat yang
berhubungan dengan tipe praktik pengobatan lain dimasyarakat. Salah satu contoh
dari hal ini adalah adanya popularitas tentang pengobatan alternative dan
penggunaan ramuan homeopatik. Pengobatan rakyat terus ada, sejalan dengan tekanan
yang terus meningkat dari pengobatan modern dan yang telah diturunkan dari
sekolah kedokteran dari generasi sebelumnya. Praktik rakyat pada masa lalu
hanya memilki bagian yang telah diabaikan oleh sistem keyakianan perawatan
kesehatan modern. Berikut ini adalah keragaman dari pengobatan rakyat
tradisional (Yoder, 199972).
1)
Pengobatan rakyat alamiah adalah salah satu dari
masyarakat yang pertama menggunakan lingkungan alamiah dan menggunakan herbal,
dan subtansi hewan untuk mencegah dan mengatai penyakit.
2)
Pengobatan rakyat magisoreligius menggunakan kata-kata
yang ramah, suci, dan tindakan suci untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit.
C.
Pengobatan Rakyat Alamiah
Pengobatan
rakyat alamiah banyak dilakukan di Amerika Serikat dan di Negara lain. Umumnya,
bentuk pencegahan dan pengobatan ini ditemukan pada ramuan tradisional dan
obat-obat rumah tangga. Ramuan ini telah diwariskan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya, dan banyak hingga sekarang masih digunakan. Banyak dari
ramuan ini adalah herbal, dan adat serta ritual yang berkaitan dengan
penggunaan herbal ini beragam di antara kelompok etnik. Aspek umum dari
penggunaan herbal adalah pengetahuan bahwa segala yang terdapat di alam dapat
di gunakan sebagai sumber terapi. Cara dimana obat-obatan ini dikumpulkan dan
penggunaan spesifik dapat beragam sesuai dengan kelompok dan agama. Secara
umum, trdadisi pengobatan rakyat menggambarkan tahun dimana herbal tersebut
dipetik; cara herbal tersebut dikeringkan disiapkan; dan metoda, jumlah, dan
frekuensi penggunaan.
Berikut ini adalah beberapa
contoh dari pengobatan rakyat tradisional:
-
Seorang yang asal budayanya dari Jamaika mungkin
menggunakan teh cerasee untuk menjaga “sistem” tetap bersih.
-
Seseorang yang asal budayanya dari Italia mungkin
menggunakan bawang putih untuk mencegah mata setan.
-
Seseorang yang asal budayanya dari Jerman mungkin
menggunakan kentang untuk mengatasi kutil.
-
Seseorang yang asal budayanya dari Yunani mungkin
menggunakan the chamomileuntuk engatasi gangguan lambung.
-
Seseorang yang asal budayanya dari Cina mungkin
menggunakan teh dari beras yang dibakar untuk mengatasi diare.
D.
Pengobatan Rakyat Magisoreligius
Pengobatan
rakyat magireligius, juga, telah ada sejak manusia mencari penyembuhan dari
penyakit mereka. Tipe pengobatan ini sekarang disebut oleh sebagian orang
sebagai ”superstition”, namun bagi penganutnya, jenis pengobatan ini merupakan
praktik keagamaan yang berkaitan dengan penyembuhan. Salah satu contoh dari
pengobatan ini adalah bentuk penyembuhan keagamaan tidak resmi yang dikenal sebagai
powwowing, charming, atau conjuring. Dalam praktik ini, lues jimat, air suci,
seperti air dari Lourdes, manipulasi fisik digunakan dalam upaya menyembuhkan
penyakit.
E.
Penggunaan Makanan
Makanan
dicerna dalam cara atau jumlah tertentu. Praktik ini menggunakan diet dan
terdiri atas banyak ibadat yang berbeda. Banyak orang percaya bahwa sistem
tubuh terjaga keseimbangan atau dalam harmoni dengan memakan dengan tipe
makanan tertentu, sehingga terdapat banyak makanan dan kombinasi makanananggap
tabu. Sebagai contoh, dipercaya bahwa beberapa bahan makanan dapat dimakan
untuk mencegah penyakit. Orang dari banyak latar belakang etnik memakan bawang
putih atau bawang mentah, memakannya ditubuh mereka, atau mengantungnya dirumah
untuk tujuan ini. Peran halal yang dipraktikan diantara oaring Yahudi melarang
daging babi dan kerang untuk dimakan. Mereka memperbolehkan makan ikan yang
bertulang dan bersirip dan hanya potongan tertentu daging dari hewan dengan
jari berlebah yang memamah biak(lembu dan domba). Orang Yahudi juga percaya
susu dan daging tidak boleh diletakkan pada tempat yang sama atau dimakan pada
makan. Muslim juga mematuhi banyak praktik diet, seperti diet halal. Misalnya,
muslim tidak makan daging babi. Penyuluhan keagamaan dapat menyebabkan klien tidak
menerima produk perawatan kesehatan, seperti insulin yang dibuat dari
penkreasbabi untuk mengobati diabetes.
F.
Ramuan Tradisional
Penggunaan
obat-obat tradisional atau obat rakyat sekarang ini terus menigkat, dan
praktiknya tampak diantaraorang-orang dari semua latar belakang etnik dan
kultur. Ketika seseorang menggunakan obat-obatanyang berasal dari warisan
budaya etnokultural mereka., maka penggunaan obat-obatan ini disebut sebagai “
perawatan kesehatan tradisional”. Ketika sesorang menggunakan obat-obatan bukan
dari tradisi etnokultural mereka, maka penggunaan obat ini disebut sebagai
“pengobatan alternative”. Penggunaan obat-obatan rakyat bukan praktik baru
diantara masyarakat heritage consisten, sudah banyak digunakan dan diturunkan
dari satu generasi ke generasi berkutnya. Sifat famasitisdari
vegetasi-tumbuhan, akar-akaran, batang, bunga, biji,dan herbal-telah banyak
diteliti, dicoba, dibuat catalog, dan digunakan untuk banyak Negara. Banyak
dari tumbuhan ini digunakan oleh komunitas tertentu. Tumbuhan yang lain
menembus garis etnik dan komunitas dan digunakan pada area geografis tertentu.
Ramuan ini dibeli ditoko khusus atau dipasar tertentu yang ada dikomunitas
etnokultural di Amerika Serikat dan mungkin juga dijual dinegara asalnya.
Perawat harus menentukan apakah
klien menggunakan ramuan tradisional atau alternative. Hal ini penting jika
klien tidak meminum obat-obatan yang diresepkan. Sering kali, kandungan aktif
dari ramuan tradisional tidak diketahui. Jika klien menggunakannya, perawat
harus mengetahui ramuan tersebut dan kandungan aktifnya. Seringkali kandungan
ini menjadi antagonis atau sinergik dengan obat-obatan yang diresepkan dokter.
Jika demikian keadaannya, maka obat-obatan yang diresepkan dokter tidak
mempunyai efek, atau dapat terjadi takar lajak yang berat. Pembahasan tentang
farmakopoeia ini tidak dibahas luas dalam bab ini; sehingga hanya sampel ramuan
tertentu dari setiap populasi yang akan dibahas lebih jauh.
G.
Penyembuh (Dukun)
Dalam
konteks tradisional, penyembuhan adalah pemulihan seseorang ke dalam keadaan
harmoni antara tubuh, pikiran, dan jiwa,
atau pemulihan kesehatan holistic. Dalam komunitas tertentu, orang tertentu
dikenal mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan. Dukun dianggap mendapat anugerah
penyembuhan dari tuhan.
Pada banyak contoh seseorang
dengan warisan budaya konsisten dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan
seorang dukun sebelum ia berhubungan dengan pemberi kesehatan modern. Terdapat
banyak perbedaan antara dokter barat dengan dukun tradisional(Kaptchuk &
Croucher, 1987) (Tabel 21-3). Hubungan seseorang dengan dukun, misalnya, sering
lebih dekat dibanding hubungan antara orang tersebut dengan tenaga kesehatan
perawatan professional. Orang menganggap dukun sebagai seorang yang memahami
masalah dalam konteks cultural, berbicara dengan bahasa yang sama, dan
mempunyai pandangan yang sama tentang dunia.
Contoh dari dukun tradisional
adalah sebagai berikut:
1.
Medicine man: dukun tradisional dari suku Indian Amerika.
2.
Senora: wanita asal Puerto Rico yang memp[unyai
pengetahuan dalam mengobati penyakit.
3.
Espiritista: seseorang yang memiliki keterampilan yang
lebih canggih dibandingkan senora.
4.
Curandero: seseorang yang mempunyai warisan budaya
Meksiko dengan kemampuan yang dianugerahkan oleh tuhan untuk menyembuhkan
dengan menggunakan pendekatan religious-psikiatrik.
5.
Partera: dukun beranak berkebangsaan Meksiko-Amerka.
6.
Root-worker: orang kulit hitam yang berasal dari Afrika
yang mampu menentukan penyebab dan pengobatannya.
7.
Dokter Cina: dokter yang sering dididik baik dalam
lingkungan kedokteran herbal Cina trdadisional maupun kedokteran modern.
Dukun
tradisional telah selalu menjadi bagian dari kultur. Metoda yang digunakan oleh
dukun-dukun ini telah dikembangkan sepanjang generasi dengan coba-salah(terial
and error) dan sering didasarkan pada keyakinan keagamaan dan situasi sosial.
Metoda yang aktif telah dilestarikan dan diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan
saat ini. Dukun tradisional menyadari tentang cultural dan kebutuhan pribadi
klien dan mampu memahami masalah masa kini.
2.4 Aspek Budaya Tentang
Kesehatan Dan Penyakit
A. Budaya
Budaya
menggambarkan sifat non-fisik, seperti nilai, keyakinan, sikap, atau
adat-istiadat yang disepakati oleh kelompok masyarakat dan di wariskan dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
Kultur adalah juga
merupakan kumpulan dari keyakinan, praktik, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan,
normal, adat-istiadat, ritual yang dipelajari dari keluarga selama sosialisasi
bertahun-tahun. Banyak keyakinan, pikiran, dan tindakan masyarakat, baik yang
disadari maupun yang tidak disadari, ditentukan oleh latar belakang
budaya(Spector,1991). Akhirnya, kultur adalah “system metakomunikasi” yang di dalam nya tidak hanya bahasa lisan
mempunyai makna, tetapi juga segala sesuatu yang lain (matsubmoto,1988).
B. Etnisitas
Etnisitas
adalah rasa identitas diri
yang berkaitan dengan kelompok
kultur social umum dan warisan budaya. Etnisitas adalah kompleks, sukar
dipahami, dan tidak selalu di definisikan dengan jelas.
C. Religi
Religi adalah
keyakinan dalam sesuatu kekuatan sifat ketuhanan atau di luar kekuatan manusia
yang harus di patuhi yang di ibadatkan sebagai pencipta dan pengatur alam
semesta(Abramson,1980). Nilai etika dan keyakinan serta praktik keagamaan
berfungsi untuk lebih jauh mengklarifikasi etnisitas.
D. Kontrol lingkungan
Kontrol lingkungan
mengacu pada kemampuan dari anggota kelompok kultural tertentu untuk
merencanakan aktivitas yang mengontrol sifat dan faktor lingkungan langsung (Giger&Davidhijar,1995).
Termasuk di dalam nya adalah sistem keyakinan tradisional tentang kesehatan dan
penyakit, praktik pengobatan tradisional, dan penggunaan penyembuh tradisional
fenomena kultural tertentu ini memainkan peran yang sangat penting dalam cara
klien berespons terhadap pengalaman yang berkaitan dengan kesehatan, termaksuk
cara di mana mereka mendefinisikan kesehatan dan penyakit dan mencari serta
menggunakan sumber kesehatan dan asuhan keperawatan serta dukungan sosial.
E. Oganisasi sosial
Lingkungan sosial
dimana seseorang dibesarkan dan bertempat tinggal memainkan peran penting dalam
perkembangan dan identitas kultural mereka. Anak-anak belajar tentang respon
terhadap peristiwa kehidupan dari keluarga mereka dan dari kelompok etnoreligi.
Proses sosialisasi ini adalah suatu bagian warisan yang diturunkan kultural, agama,
dan latar belakang etnik. Organisasi sosial mengacu pada unit keluarga(keluarga
kecil, orang tua tuggal, atau keluarga besar) dan organisasi kelompok social
(keagamaan atau etnik)yang dapat diidentifikasi oleh klien atau keluarga.
F. Hambatan social pada perawatan kesehatan
Beberapa rintangan
sosial, seperti pengangguran, kekurangan pekerjaan, tunawisma, tidak memuiliki
asuransi kesehatan, dan kemiskinan menghambat sesorang untuk memasuki sistem perawatan kesehatan. Kemiskinan sejauh
ini merupakan faktor yang paling kritis. Kemiskinan adalah istilah relatif dan
selalu berubah sesuai waktu dan tempat. Kesehatan yang buruk, penyakit yang melumpuhkan
kehidupan, penyalahgunaan obat dan alcohol, dan tingkat pendidikan yang minim
adalah penyebab social yang menyebabkan kemiskinan. Sudah banyak yang
dipelajari tentang melawan kemiskinan sejak tahun 1964, tetapi sekarang timbul
semboyan baru”perang melawan kemiskinan” dimana orang miskin dilihat sebagai
penyebab kemiskinan dan sebagai korban kemiskinan( shoor, 1995).
G. Komunikasi
Perbedaan
komunikasi di bedakan dalam berbagi cara, termasuk perbedaan bahasa, perilaku
verbal dan non verbal, dan diam. Perbedaan bahasa kemungkinan merupakan faktor
terpenting dalam memberikan asuhan keperawatan tranfultural karena perbadaan
ini memberi dampak pada semua tahap
proses keperawatan. Komunikasi yang jelas dan efektif adalah aspek
penting ketika berhubungan dengan klien terutama jika perbedaan bahasa
menciptakan rintangan cultural antara perawat dan klien.
Jika klien tidak berbicara dengan bahasa perawat, maka diperlukan
pengalih bahasa. Namun demikian sering terjadi dimana klien dapat berbicara
dengan bahasa perawat dengan kemampuan berbatas atau mengunakan bahasa dengan normal denotative atau
konotatif yang berbeda dengan makna yang dimilki dengan perawat.
Beberapa perawat
cenderung untuk menghindari klien dengan siapa mereka tidak dapat berkomunikasi. Hal ini menciptakan lingkaran
erat kesalahpahaman cultural. Menurut Muecke (1970), perawat dapat berperilaku
terhadap klien dengan cara berikut yang dapat disalahgunakan:
1.
Perawat meneriakkan kata-kata yang sama lebih keras.
Dengan mengeraskan suara, tidak akan membuat kata-kata tersebut dapat dipahami,
dan tindakan seperti ini dapat juga menunjukkan permusuhan dengan klien.
2.
Perawat berfokus pada tugas ketimbang pada klien. Hal ini menunjukkan bahwa perawat lebih
tertarik pada tugasnya ketimbang pada klien.
3.
Perawat berhenti berbicara dengan klien dan mulai
melakukan sesuatu bagi klien ketimbang bersama klien, sikap ini menyikapkan
secara tidak langsung tentang inverioritas klien.
2.5
Faktor Kultural Dan Proses Keperawatan
Transcultural
Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger,
2002). Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari
keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan.
Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan
dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan
kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan
sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai
segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang
utuh. Human caring merupakan fenomena yang
universal dimana ekspresi,
struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat
lainnya.
1.
Konsep dalam Transcultural Nursing
1)
Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota
kelompok yang dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir,
bertindak dan mengambil keputusan.
2)
Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang
lebih diinginkan atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu
tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan.
3)
Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan
bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan
variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya
yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk
kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang
mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4)
Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu
yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang
dimiliki oleh orang lain.
5)
Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau
kelompok budaya yang digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
6)
Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan
asal muasal manusia.
7)
Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan
metodologi pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran
yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi
untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal
balik diantara keduanya.
8)
Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan,
bantuan, dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya
kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9)
Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk
membimbing, mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada
keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia.
10)
Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk
mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing,
mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan
kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan
mencapai kematian dengan damai.
11)
Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan
tenaga kesehata untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya
orang lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi
daripada kelompok lain.
2.
Proses keperawatan Transcultural Nursing
Model
konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit
(Sunrise Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan
bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir
dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995).
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1)
Pengkajian
Pengkajian adalah proses
mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan
latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang berdasarkan
7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :
(a)
Faktor teknologi
(tecnological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan
individu untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan
kesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat
atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan
klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
(b)
Faktor agama dan
falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang
mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya. Agama
memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas
segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji
oleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap
penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif
terhadap kesehatan.
(c)
Faktor sosial dan
keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus
mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal
lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam
keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
(d)
Nilai-nilai budaya
dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah
sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap baik
atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor
ini adalah : posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit,
persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan
diri.
(e)
Faktor kebijakan
dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit
yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam
asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada
tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam
berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk
klien yang dirawat.
(f)
Faktor ekonomi
(economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit
memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar
segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus
dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan,
tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi,
penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
(g)
Faktor pendidikan
(educational factors)
Latar belakang pendidikan klien
adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat
ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung
oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar
beradaptasi
terhadap budaya yang sesuai
dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat
pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif
mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
2.6 Spiritualitas Dan Religi
Setiap orang dalam
hidupnya pasti akan menghadapi yang namanya masalah, sikap seseorang dalam
menghadapi sangat ditentukan oleh keyakinan mereka masing-masing. Keyakinan
yang dimiliki setiap orang selalu dikaitkan dengan kepercayaan atau agama.
Spiritual, keyakinan dan agama merupakan hal yang berbeda namun seringkali
diartikan sama. Penting sekali bagi seorang perawat memahami perbedaan antara
Spiritual, keyakinan dan agama guna menghindarkan salah pengertian yang akan
mempengaruhi pendekatan perawat dengan pasien.
Pasien yang sedang
dirawat dirumah sakit membutuhkan asuhan keperawatan yang holistik dimana
perawat dituntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif
bukan hanya pada masalah secara fisik namun juga spiritualnya. Untuk itulah
materi spiritual diberikan kepada calon perawat guna meningkatkan pemahaman dan
kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
kebutuhan spiritual.
A. Konsep terkini dalam
kesehatan spiritual.
1. Spiritualitas
Konsep spiritual
memiliki delapan batas tetapi saling tumpang tindih:
Energi, transendensi diri,
keterhubungan, kepercayaan, realitas eksistensial, keyakinan dan nilai,
kekuatan batiniah, harmoni dan batin nurani.
a) Spiritualitas memberikan
individu energi yang dibutuhkan untuk menemukan diri mereka, untuk beradaptasi
dengan situasi yang sulit dan untuk memelihara kesehatan.
b) Transedensi diri (self
transedence) adalah kepercayaan yang merupakan dorongan dari luar yang lebih
besar dari individu.
c) Spiritualitas memberikan
pengertian keterhubungan intrapersonal (dengan diri sendiri), interpersonal
(dengan orang lain) dan transpersonal ( dengan yang tidak terlihat, Tuhan atau
yang tertinggi) (Miner –william, 2006 cit Potter & Perry, 2009)
d) Spiritual memberikan
kepercayaan setelah berhubungan dengan Tuhan. Kepercayaan selalu identik dengan
agama sekalipun ada kepercayaan tanpa agama.
e) Spritualitas melibatkan
realitas eksistensi (arti dan tujuan hidup).
f) Keyakinan dan nilai menjadi
dasar spiritualitas. Nilai membantu individu menentukan apa yang penting bagi
mereka dan membantu individu menghargai keindahan dan harga pemikiran, obysk
dsn prilaku.(Holins, 2005; vilagomenza, 2005
g) Spiritual memberikan
individu kemampuan untuk menemukan pengertian kekuatan batiniah yang dinamis
dan kreatif yang dibutuhkan saat membuat
keputusan sulit (Braks-wallance dan Park, 2004).
h) Spiritual memberikan
kedamaian dalam menghadapi penyakit terminal maupun menjelang ajal (Potter & Perry, 2009).
Ada individu
yang tidak mempercayai adanya Tuhan
(atheis) atau percaya bahwa tidak ada kenyataan akhir yang diketahui
(Agnostik). Ini bukan berati bahwa spiritual bukan merupakan konsep penting
bagi atheis dan agnostik, Atheis mencari arti kehidupan melalui pekerjaan
mereka dan hubungan mereka dengan orang lain.agnostik menemukan arti hidup
dalam pekerjaan mereka karena mereka percaya bahwa tidak adanya akhir bagi
jalan hidup mereka.
2. Dimensi Spiritual ( Kozier,
Erb, Blais & Wilkinson, 1995; Murray & Zentner, 1993 ):
a)
Mempertahankan keharmonisan / keselarasan dengan dunia luar
b)
Berjuang untuk menjawab / mendapatkan kekuatan
c)
Untuk menghadapi : Stres emosional, penyakit fisik, dan menghadapi kematian
3. Konsep kesejahteraan
spiritual ( spiritual well-being)
(Gray,2006; Smith, 2006):
a)
Dimensi vertikal
Hubungan
positif individu dengan Tuhan atau beberapa kekuasaan tertinggi
b)
Dimensi horisontal
Hubungan
positif individu dengan orang lain
B. Hubungan antara spiritual –
kesehatan dan sakit
1. Keyakinan spiritual sangat
penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan prilaku
klien. Beberapa pengaruh yang perlu dipahami:
a) Menuntun kebiasaan
sehari-hari
Praktik tertentu
pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin mempunyai
makna keagamaan bagi klien, sebagai contoh: ada agama yang menetapkan diet
makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan.
b) Sumber dukungan
Pada saat stress,
individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya. sumber kekuatan sangat diperlukan untuk dapat
menerima keadaan sakitnya khususnya jika
penyakit tersebut membutuhkan waktu penyembuhan yang lama.
c) Sumber konflik
Pada suatu situasi
bisa terjasi konflik antara keyakinan agama dengan praktik kesehatan. Misalnya:
ada yang menganggap penyakitnya adalah cobaan dari Tuhan.
2.7 Proses Keperawatan Dan
Spiritualitas
Pada intinya
keperawatan adalah komitmen tentang
mengasihi (caring). Merawat seseorang adalah suatu proses interaktif yang
bersifat individual melalui proses tersebut individu menolong satu sama lain dan menjadi teraktualisasi (Clark, et al,
1991).
Penerapan proses
keperawatan dari perspektif kebutuhan spiritual klien tidak sederhan. Hal ini
sangat jauh dari sekedar mengkaji
praktik dan ritual keagamaan klien. Memahami spiritual klien dan kemudian
secara tepat mengidentifikasi tingkat dukungan dan sumber yang diperlukan,
membutuhkan perspektif baru yang lebih luas. Heliker (1992) menggambarkan hal
ini sebagai bidang yang menyangkut komunitas dan keharuan (campassion).
Campassion berasal dari bahasa Latin pati dan cum , yang bearti “menderita”,
komunitas berasal dari bahasa Latin yang berarti “persahabatan”. Untuk dapat merasa
sangat kasihan adalah dengan “memasuki tempat kepedihan, untuk berbagai
kehancuran dengan manusia lainnya” (Heliker, 1992).
Ø Pengkajian
Kemampuan
perawat untuk mendapatkan gambaran tentang dimesi spiritual klien yang jelas
mungkin dibatasi oleh linhkungan dimana orang tersebut mmepraktikkan
spiritualnya. Hal ini benar jika perawat mempunyai kontak terbatas dengan klien
dan gagal untuk membina hubungan saling percaya, perawat dank lien sampai titik
pembelajaran ber spiritualitas yang sama, dan terjadi pengasuhan spiritual. Apa
yang dapat diberikan tetapi bagaimana secara sadar perawat mengintergrasikan
perawatan spiritual ke dalam prosws keperawatan. Perawata tidak perlu
menggunakan alasan “tidak cukup waktu” untuk menghindari pengenalan nilai
spiritualitas yang dianut untuk kesehatan klien.
Farran
et al (1989 ) telah mengembangkan model untuk pengkajian spiritual yang dapat
memberikan gambaran nyata dari domensi spiritual yang hampir pasti selalu
dipengaruhi oleh pengalaman, kejadian, dan pertanyaan dalam kejadian penyakit
dan perawatan di rumah sakit. Pengkajian menunjukkan kesempatan yang dimiliki
perawat dalam mendukung atau menguatkan spiritualitas klien. Pengkajian itu
sendiri, dapat menjadi teraupetik karena pengkajian tersebut menunjukkan
tingkat perawatan dan dukungan yang diberikan. Perawat yang memahami pendekatan
konseptual menyeluruh tentang pengkajian spiritual akan menjadi yang paling
berhasil. Inti dari spiritualitas seseorang addalah menyeluruh tidak hanya
dalam bagian yang ditunjukkan melalui setiap ketegori pengkajian.
Ø Keyakinan dan Makna
Penting
untuk mempelajari tentang filosofi hidup seseorang, perspektif
spiritualisasinya, dan apakah pandangan spiritualnya sebagai bagian dari
kehidupannya secara keseluruhan. Tanyakan pada klien, ”Dapatkah Anda katakan
kepada saya tentang filosofi hidup Anda,” “Jelaskan kepada saya apa yang paling
penting dalam hidup anda,” Atau “Katakan kepada saya apa yang telah memberi
makna atau arti hidup anda” dapat membantu mengkaji apa yang memberi makna
hidup seseorang. Informasi ini dapat membantu perawat untuk mengenali fokus
spiritual kien dan dampat penyakit atau kecacatan pada kehidupan seseorang.
Jika kesehatan seseorang (seperti yang didefinisikan oleh kien) adalah aspek
yang paling penting dari hidupnya, maka jelaskan bahwa penyakit akan sangat
memberi dampak. Suatu pemahaman tentang
keyakinan dan makna yang mencerminkan sumber spiritual seseorang
memudahkan dalam mengatasi kejadian traumatic atau yang menyulitkan.
Fryback
(1992) telah mampu memahami dengan lebih baik domain spiritual dengan meminta
klien penderita AIDS atau kanker untuk menjawab pertanyaan, “Apakah sehat itu?”
Keyakinan tentang kesehatan dapat mempengaruhi pandangan seseorang tentang
hidup dan bagaimana ia berespons ketika terjadi penyakit. Bergantung pada
praktik keagamaan klien, pandangan tentang kesehatan dan respons terhadap penyakit dapat
mempengaruhi bagaimana perawat dan pemberian perawatan lain memberikan dukungan.
Keyakinan Keagamaan
tentang Kesehatan
AGAMA
|
KEYAKINAN PERAWAT KESEHATAN
|
RESPONS TERHADAP
PENYAKIT
|
Hindu
|
Menerima ilmu pengetahuan medis modern
|
Penyakit disebabkan oleh dosa masa lalu
memperpanjang hidup tidak dibenarkan
|
Sikh
|
Menerima ilmu pengetahuan medis modern
|
WAnita diperiksa oleh wanita melepakan
pakaian dalam akan menyebabkan ditres distress yang besar
|
Budhis
|
Menerima ilmu pengetahuan medis modern
|
Dapat menolak pengobatan pada hari suci
Spirit bukan-manusia yang memasuki tubuh dapat menyebabkan penyakit mungkin
menginginkan pendeta budha tidak mempraktikkan euthanasia mengizinkan untuk
menghentikan pendukung hidup
|
Shinto
|
Menerima pengobatan medis modern sejalan
dengan tradisi leluhur
|
Akan tidak mengizikan pengobatan yang
“tampak”
|
Islam
|
Harus dapat mempraktikkan Lima Rukun Islam
(lihat hlm. 573)
Dapat mempunyai pandangan yang fatal tentang
kesehatan
|
Menggunakan keprecayaan sebagai penyembuh
anggota keluarga harus tenang
Kelompok pendoa diperkuat mungkin mengizikan
penghetian pendukung hidup tidak mempraktikkan euthanasia.
|
Yahudi
|
Mempercayai sanksi dari kehidupan Tuhan dan
kedokteran harus mempunyai keseimbanagn
Kepatuhan kepada hari sahabat adalah penting
tidak melakukan aktivitas pada hari sahabat
|
Mengunungi orang sakit adalah suatu
keajaiban mereka berkewajiban untuk mncari perawatan eunatasia adalah dilarang
Pendukung hidup tidak dibenarkan
|
Kristen
|
Menerima ilmu pengetahuan medis modern
|
Menggunakan doa, kepercayaan sebagai
penyembuh Menghargai kunjungan dari gereja
Beberapa mengunakan “penumpang tangan”
komunikasi suci umumnya digunakan
|
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pada dasarnya
kebanyakan orang awam yang masih mempercayai dengan adanya kekuatan dukun
ketimbang dengan kekuatan dokter profesional, dan kebanyakan orang menganggap
dukun mendapatkan anugerah dari tuhan yang bisa menyembuhkan berbagai jenis
penyakit yang diderita manusia. Dan mereka memilih ke dukun karena obat-obatan
yang digunakan adalah obat herbal ketimbang obat-obatan dari dokter
professional.
Keperawatan
transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang difokuskan
kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat
sesuai dengan latar belakang budaya
3.2
Saran
Adapun
saran penulis terhadap pembaca, yaitu:
Sebaiknya
teori dan konsep yang telah diketahui oleh seorang perawat dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-harinya. Dan berfungsi sebagaimana mestinya untuk
diamalkan kepada masyarakat, pasien yang membutuhkan. Terutama dalam hal yang
menyangkut dengan keanekaragaman budaya dan spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://ayipsyarifudinnur.blogspot.com/2012/11/makalah-transkultural-nursing.html
(14-04-2014, 19.15 WIB)
Best Casino Apps & Apps - DrMCD
BalasHapusHere are the top 20 best casino apps. 충청북도 출장안마 Top 10 진주 출장샵 best casino apps: PokerStars, Best Casino. 통영 출장샵 Our 전라남도 출장마사지 recommendations for the Best Casino in 순천 출장마사지 2021.