Jumat, 12 September 2014

psikologi, karekteristik dan macam-macam perilaku


BAB I
 I. KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat illahirabi karena atas rahmat dan hidayahnyalah kami diberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan makalah ini. Sehingga makalah ini bias selesai tepat waktu sebagai mana mestinya. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas presentasi dalam matakulia Psikologi Keperawatan.

Kami selaku penyusun menyadari bahwasanya hasil dari penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Dan seperti kata pepatah “taka da gading yang tak retak” sehingga kami yakin apa yang kami susun ini pun masih banyak menyimpan kekurangan atau kekeliruan. Kami selaku penyusun berharap semoga makalah yang kami susun ini bias berguna bagi pembaca khususnya kami selaku penyusun. Amin.























I. PENDAHULUAN
          Ketika proses perawatan, pasien bukan hanya membutuhkan pengobatan untuk luka-luka yang dideritanya, melainkan pasien bias juga memiliki masalah kesehatan yang disertai dengan kecemasan dan kondisi jiwa yang buruk sehingga memungkinkan pasien dalam keadaan yang sangat buruk baik secara kesehatan jasmaninya maupun jiwanya. Maka dari itulah seorang perawat harus bias mengatasi masalah itu demi kenyamanan dan kepuasan seorang pasien.

Maka dari itu, dalam dunia keperawatan ilmu psikologi sangat dibutuhkan demi menunjang kemampuan seorang perawat dalm menangani pasien. Selain dari sisi penangannan, perawatan dan pertolongan, seorang perawat dituntut untuk bias memberikan pertolongan dalam bidang kejiwaan dan mental seorang pasien guna memberikan kenyamanan lebih bagi pasien. Makadari itu ilmu psikologi sangat berperan penting dalam memegang peranan dalam hal tersebut.

Dalam dunia keperawatan, seorang perawat memiliki peran penting dalam penanganan pasien karena dialah yang melakukan pelayanan dan perawatan. Oleh sebab itu seorang perawat harus dapat bsrinteraksi langsung dengan pasiennya. Menangani pasien tentunya berbeda hal dengan berinteraksi dengan masiarakat di lingkungan masiarakat, yang dimana pasien adalah seseorang yang perlu diperhatikan kejiwaannya Makadari itu seorang perawatlah yang memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap penanganan dan pelayanan pasien.

          Oleh sebab itu psikologi sangat berperan sekali dalam dunia keperawatan demi mengetahui kondisi kejiwaan dan mental pasien sehingga perawat mampu untuk mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi pasien yang disertai dengan kondisi kejiwaan yang buruk.


I. Rumusan masalah:

1.     Apa pengertian perilaku dan keterkaitan dengan ilmu psikologi
2.     Apa pengertian karakteristik dan keterkaitan dengan ilmu psikologi
3.     Apa pengertian mental dan keterkaitan dengan ilmu psikologi
4.     Apa pengertian jiwa dan keterkaitannya dengan psikologi
5.     Maksud dari body mind dalam psikologi
BAB II
PEMBAHASAN

II. 1. Pengertian Dari Psikologi Itu Sendiri

          Psikologi (psychology) secara formal didefinisikan sebagai kajian ilmiah mengenai perilaku dan proses-proses mental. Bertolak dari pengertian bahwa psikologi sebagai ilmu yang menelaah perilaku manusia, para ahli psikologi umumnya berpandangan bahwa kondisi ragawi, kualitas kejiwaan dan situasi lingkungan merupakan penentu-penentu utama perilaku dan corak kepribadian manusia. Berangkat dari sinilah maka psikologi merupakan alat untuk mengetahui jiwa manusia yang sesungguhnya.

          Adapun perilaku yang dikaji adalah perilaku koognitif, yaitu perilaku dimana indifidu mengenal lingkungannya dengan cara mengkaji dan mempelajarinya. Perilaku efektif yaitu perilaku dimana seseorang menilai sesuatu dengan perasaan dan emosi. Perilaku perilaku motoric adalah perilaku gerakan yang dimana menjadi sikap perespon dari sikap koognitif dan efektif.




II. 2. PRILAKU

Perilaku Dalam Teori Psikologi
Perilaku dalam teori psikologi sangat berkaitan dengan kejiwaan manusia baik dalam masalah kebutuhan maupun konsep diri, perilaku manusia akan mengikuti kebutuhannya, dari kehendak maupun angan-angan. Itu semua dipengaruhi oleh penyesuayan diri manusia terhadap lingkungannya. Setiap individu manusia akan mengubah sikap dan perilakunya untuk bias menyesuaikan  diri dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan lingkungannya.

Dan dari tujuan terpenting dari penyesuayan diri itu adalah agar lingkungan tempat dimana dia tinggal dapat membantunya untuk memenuhi kebutuhannya yang beranekaragam, dan akhir dari harapannya adalah hubungan timbal balik yang baik. Dan apabila individu tidak dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya, maka dia akan dihadapkan dengan masalah dimana dia akan merasakan beban dalam bersosialisasi sepertihalnya kesenjangan social dan ketidak serasian dalam bermasyarakat.

          perilaku (behafior) adalah segala sesuatu yang kita lakukan yang dapat diamati, di hitung dan diukur. Contohnya orang yang tertawa, anak kecil menangis, orang berjalan dan sebagainya. Menurut kata perilaku dalam teori psikologi menjelaskan bahwa manusia terbentuk dari dalam jiwanya sendiri, masiarakat maupun lingkungan tidak dapat mempengaruhi dari terbentuknya individu tersebut. Akan tetapi factor lingkungan hanya akan menjadi factor pendorong saja pada indifidu untuk merubah perilakunya. Sedangkan pilihan hanya ada pada jiwa individu itu sendiri untuk mendorong jiwanya mampertahankan perilakunya.

          Karakteristik dari perilaku itu sendiri memang pleksibel, yang artinya dapat berubah-ubah sesuai dengan factor pendorongnya. Sepertihalnya factor pendorong berubahnya perilaku seseorang diantaranya factor kebutuhan dan konsep diri. Kebutuhan individu akan rasa aman, rasa cinta, saling memiliki, dan kebutuhan fisiologis akan membuat individu harus menyesuaikan perilakunya dalam melakukan sebuah hal tertentu untuk meraih hal tersebut. Sedangkan perilaku seorang individu akan dipengaruhi juga oleh konsep diri, yang dimana apabila individu menganggap dirinya mampu tuk melakukan hal tertentu, tentunya dia akan lebih percaya diri dan yakin untuk melakukannya. Sebaliknya apabila individu merasa tidak yakin akan dirinya sendiri, tentunya dia akan tidak percaya diri dan tidak yakin atas apayang dia lakukan.












II. 3. KARAKTERISTIK

          Fajri menguraikan, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yanglainnya, tabiat, watak yang menjadi ciri khas seseorang (depdiknas, 2007 : 442).
Pembahasan mengenai karakteristik ini menempati bab istimewa dalam sebuah pendidikan khususnya pendidikan agama, mengingat kata akhlak dalam agama menepati posisi yang khusus. Adapun dengan adanya karakteristik menjadikan setiap individu memiliki karakter yang beragam yang menyebabkan setiap masing individu memiliki karakter dasar yang berbeda satu sama lain.

          Banyaknya berbagai macam karakteristik yang menyebabkan setiap masing individu memiliki sikap dasar yang ber beda dapat di kelompokan menjadi beberapa macam.
Hipocrates dalam Darwis (2009) menggolongkan manusia dalam 4 jenis karakter:
1.     Sanguine : pembicara, orang yang sanguine sangat gampang dikenal. Dia selalu jadi pusat perhatian, riang, ramah, bersemangat, suka bergaul atau luwes dan suka berbicara.segala sesuatu yang dihadapi dianggap sangat penting sehingga selalu dilebih-loebihkan tetapi juga mudah dilupakan begitusaja. Inilah kejelekan dari tipe individu seperti ini, disamping tidak disiplin, tidak bias tenang atau gelisah, juga tidak dapat diandalkan dan cenderung egois.
2.     Kolerik : pemimpin, tipe individu yang kolerik amat suka untuk memerintah. Dia penuh dengan ide-ide, tetapi dia tidak mau dilibatkan dengan kerja di lapangan sehingga dia lebih suka memerintahkan orang lain untuk melakukannya. Kemauannya yang keras, optimistic, dipadu dengan sikapnya yang selalu dihiasi kemegahan menjadikannya seseorang yang berbakat pemimpin. Tetapi dengan sikap individu seperti ini menjadikannya seorang individu dengan karakter yang licik, tak acuh dan akan selalu dibenci orang disekitarnya.
3.     Melankolik : pelaksana, segala sesuatu sangatlah penting bagi individu ini, yang dimana perasaannya menjadi hal yang paling utama. Justru dengan itu dia melihat sisi seni segala sesuatu, idealis, cermat, dan amat perfeksionis. Kelemahannya ialah individu seperti ini selalu berpikir mengenai sesuatu selalu dari sisi negative, ber prisangka buruk, yang membuatnya khawatir dan selalu sibuk berpikir walau seharusnya tidak perlu.
4.     Flegmatik : penonton, individu yang tenang, lembut, efisien, kurang bergairah, akan tetapi bukanlah orang yang gampang terpengaruh. Individu disekitarnya akan beranggapan bahwa dia tidak berminat atas sesuatu karena tindakannya yang lama terhadap tindakan yang dia akan ambil.individu ini bertindak atas dasar keyakinannya bukan atas dasar dorongan nalurinya. Suka melindungi diri, tidak tegas, penakut, kikir adalah kelemahannya.

Dari keempat karakteristik utama diatas, mungkin salah seaorang dari individu memiliki salah satu dari karakteristik utama tersebut, akan tetapi dengan dipengaruhi oleh sikap-sikap yang masing-masing individu harapkan akan terbentuk karakter lain yang di inginkan oleh individu itu. Seseorang individu akan berusaha untuk melengkapi atau menyempurnakan karakteristiknya guna memperoleh sikap yang dia harapkan dan bias menjadikannya seseorang individu yang diterima di lingkungan hidupnya.




II. 4. JIWA
          Jiwa adalah sesuatu yang abstrak pada setiap individu makhluk hidup yang dimana sesuatu kondisi pada hal tersebut dapat merubah kondisi mental seseorang. Pada mulanya psikologi mengabaikan ilmu tentang kejiwaan dalam individu manusia. Dikarenakan jiwa merupakan sesuatu yang abstrak dan sulit diamati sedangkan psikologi hanya mengkaji sesuatu yang konkret, yaitu tingkah laku pada manusia saja. Padahal mengingat dari nama psikologi itu sendiri adalah ilmu tentang jiwa. Pemahaman tentang nama ilmu psikologi yang hanya mempelajari tentang perilaku manusia, orang-orang beranggapan bahwa lebih baik jika ilmu psikologi mengubah namanya menjadi ilmu perilaku. Dengan sebab itu, para ilmuan psikologi mulai berpikir bahwa ada sesuatu yang abstrak pada manusia yang sangat berpengaruh tentang perilaku manusia yaitu jiwa. Maka dari itu, para psikolog mulai meneliti tentang jiwa manusia, sejak itulah pengkajian tentang jiwa menjadi salah satu kajian dari ilmu psikologi.







II. 5. MENTAL
Dalam kamus bahasa Indonesia, mental diartikan sebagai suatu hal yang bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga. Dari arti tersebut dapat disimpulkan bahwasanya mental adalah pembangun dari batin dan watak yang terlepas dari tubuh maupun kekuatan fisiknya.

Mental dijadikan sebagai salah satu kajian dalam psikologi karena mental merupakan pembangaun dari watak dan jiwa seseorang. Mental juga memegang peranan penting terhadap pembentukan dari diri setiap individu, dimana dengan mental seorang individu akan lebih percaya diri dan lebih mengetahui juga tentang batas dari kemampuannya dalam melakukan suatu hal. Dimana individu yang bermental lebih kuat tentunya memiliki pribadi berbeda dari individu yang memiliki kepribadian dengan mental yang lemah. Dan dengan mental, akan menjadi pembeda antar setiap individu selain dari perilaku dan jiwa indiviodu dalam menyikapi setiap masalah yang dia hadapi. Dan idividu yang mampu menghadapi setiap masalahnya dengan derajat kerumitan lebih berat dengan posisi sesulit apapun diklasivikasikan kedalam individu dengan mental yang kuat.

Dengan memahami mental seorang pasiennya seorang perawat diharapkan mampu untuk mengetahui penanganna yang harus dia lakukan tehadap individu yang memiliki jiwa dengan mental yang dimilikinya.




II. 6. BODY MIND
          Secara bahasa body mind diartikan sebagai pikiran tubuh, yang dimana sebuah pikiran tehubung langsung dengan tubuh. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwasanya pikiran pikiran dari setiap individu akan tekoneksikan kepada tubuhnya sendiri sehingga kondisi mental seseorang akan menentukan kondisi tubuh seseorang. Seperti misalkan individu yang sibuk berpikir kondisi fisik dan kesehatannya cenderung lemah.
         
          Dalam kasus kesehatan ini banyak ditemukan pada pasien yang memiliki kondisi mental yang buruk dikarenakan factor kesibukan, rumah tangga, lingkungan, atau masalah peribadi lainnya yang dapat menimbulkan pemikiran yang berat bagi pasien. Biasanya dalam kondisi pasien seperti ini bukannlah pengobatan fisik lah yang dibutuhkan akan tetapi disamping itu pasien juga harus diberikan arahan dan bimbingan untuk bisa mengendalikan pikirannya kea rah yang lebih sehat dan teratur.


































BAB III

I.    1. KESIMPULAN
Psikologi (psychology) secara formal didefinisikan sebagai kajian ilmiah mengenai perilaku dan proses-proses mental. Dan dalam psikologi terdapat berbagai factor yang dikaji diantaranya perilaku, karakteristik, mental, kejiwaan, dan body mind. Dimana factor-faktor tersebut adalah sebuah pembangun atau dasar dari kepribadian setiap individu. Berbagai macam dilakukan oleh seorang individu karena berbagai factor yang mendorong setiap individu untuk bersikap sesuai apa yang dia kehendaki demi memperoleh hal yang dibutuhkannya dalam lingkungan hidupnya.




II.     2. PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami susun, semoga bermanfaat. Tentunya masih banyak kekurangan dalam makalah kami ini, tentunya krena kami tidak terlepas daripada kodrat kami sebagai manusia yang sangat jauh daripada kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang sekiranya bersifat membangun kami nantikan dari semua pihak.
















Daftar pustaka:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar